Pilot itu cita-citaku waktu kecil, semua pasti punya cita-cita waktu kecil dan cita-cita itu nggak tanggung-tanggung, ada yg jadi presiden, dokter, polisi. Semua itu kalian berbicara tanpa kalian pikirkan. Itu lah anak-anak, ketika ingin menjadi dokter ia berpakaian seolah-olah menjadi dokter sesungguhnya dan bermain bersama teman. Bahkan ada yg tidak masuk akal, ketika seorang anak ingin menjadi superman, ia mengikat sarung di lehernya dan menaiki sebuah pohon dan berteriak "yeeaaahhh akulah superman". Masa-masa yg Indah bukan.
Kita bukanlah anak-anak lagi, semua menjadi serba sulit. Kita tidak lagi merengek ketika meminta makan, dan menangis ketika makan itu tidak enak, kita tidak lagi boleh menangis ketika terjatuh dan kita tidak boleh menangis ketika ingin memiliki sesuatu. Kita harus membiasakan hidup sendiri, walaupun masih ada orang tua yg menyertai kita, namun kita harus punya rasa malu ketika menyusahkan orang tua kita lagi.
Kehidupan yg susah. hidup makin lama makin susah,ketika kita berjalan semakin lama perjalanan kita akan semakin sulit, medan yg tak ada habis-habisnya selalu menghadang perjalanan kita, hadangan ini mulai terlihat ketika kita di Sekolah Dasar.
Disekolah kita bukan lagi di tuntut untuk menjadi anak yg baik dan berbakti namun, kita di tuntut menjadi anak yg pintar tanpa budi. Contohnya dalam UN atau ujian nasional adalah bukti kepintaran lebih di butuhkan dari pada Budi. Anak-anak lebih mementingkan lulus dari pada harus malu karena mencontek. Jelas sekali ini adalah Efek dari sifat timbulnya kedewasaan yg belum saatnya. benar saja, ketika SD adalah di mana anak-anak belajar membaca dan bermain dengan ria, sudah harus memikirkan beban yg begitu berat dan malu ketika tidak lulus UN, bukan saja malu dengan teman namun, malu kepada orang tua karena harus membayar uang sekolah lebih banyak.
SMP atau sekolah menengah pertama, adalah pantangan selanjutnya. SMP adalah dimana kita mulai mengenal yg namanya Pubertas dan apa arti sebuah ikatan. SMP tempat untuk manusia mulai mengerti tentang apa yg namanya pertemanan sejati dan bersosialisasi. ini harus lagi Menanggung beban UN, bukan hanya satu paket Soal namun 4 Paket soal.
SMA atau sekolah menengah atas, adalah sebuah Penentuan untuk Menjawab "KAMU MAU JADI APA ??". Bakat-bakat yg di bawa sejak lahir seharusnya terlihat ketika SMA. Kalian mulai berani untuk "unjuk gigi" memperlihatkan bakat-bakat yg di bawa sejak lahir. Ketika kalian sudah menemukan bakat yg kalian punya, kalian akan mudah menjawab "KAMU MAU JADI APA ??" contohnya dengan Bakat melukis, kalian pasti akan menjawab "AK MAU JADI PELUKIS, AKU MAU JADI ARSITEK, atau AKU MAU JADI DESIGNER" namun semua itu hanya mimpi, mereka lebih mementingkan memikirkan UN dari pada bakat mereka. Dan ketika di tanya "KAMU MAU JADI APA ??" kalian akan menjawab "ADUH SMA AJA MASIH BELUM TENTU LULUS".
Semakin kita dewasa selalu Indentik dengan "memikirkan dahulu". Ia ntah mengapa seseorang yg sudah menginjak Remaja harus mulai memikirkan "KAMU MAU JADI APA?" dan Remaja tidak memikirkan jawabannya namun, ia lebih memikirkan beban hidupnya dan menjawab pertanyaan itu dengan mengeluh. karena lebih memikirkan beban yg di tanggung dari SD dan tidak menemukan bakatnya. akhirnya, banyak orang dengan bakat hebat harus bekerja sebagai pelayan cafe, IRONI sekali.
Mungkin kita harus menjadi seperti anak-anak yg hanya bertindak tanpa memikirkan. Tidak perlu memikirkan akan berhasil atau gagal, akan lulus atau tidak, bagaimana hidupku selanjutnya. Yang di perlukan hanya sebuah tindakan, karena dunia tidak menghargai sebuah pemikiran, dia sadar bahwa dengan hanya memikirkan tidak akan terjadi apa-apa. Alih-alih dunia lebih menghargai sebuah TINDAKAN. Ambil KEPUTUSAN, ambil TINDAKAN, BELAJAR dari KESALAHAN, ULANGI dari LANGKAH pertama lagi.
Ricky Ridho Tantowi
{ 2 komentar... read them below or add one }
Good boy! :P
inget video yg ku kasi waktu latpim OSIS :P
ia kak inget banget hehehe
Posting Komentar